1. (Hudurul Qolb) Hadirnya hati.
hadirnya hati harus di latih terus-menerus, bila hati kemana-mana paksa
untuk kembali lagi, Insya Allah , hati akan terbiasa hudhur.
2. (Tafahhumul Ma’ani) Memahami arti atas apa yang kita katakan dan kita sedang lakukan.
3. (Al ijlal watta’dzhim ) Adanya rasa
mengagungkan dan memulyakan kepada Allah SWT. Terkadang kita hadir hati,
mengetahui arti, tapi tanpa pengagungan hal ini seperti seseorang yang
memahami perkataan anak kecil yaitu tidak terlalu menghiraukannya.
4. (Al ijlal watta’dzhim ma’al Haibah)
Hendaknya rasa memulyakan dan pengagungan tadi di iringi dengan rasa
haibah (kewibawaan). Haibah: Rasa takut yang timbul karena rasa
mengagungkan. Takut sholat kita tidak di terima oleh Allah.
5. (ar-Roja’) Kuatnya harapan bahwa
sholat kita di terima oleh Allah juga menjadi sebab dekatnya kita pada
Allah serta mengharapkan mendapat balasan yang agung.
6. (Haya’) Adanya rasa malu bahwasannya kita tidak menunaikan hak Allah dengan semestinya.
Kemudian Habib Umar mengatakan, “Jika
enam kriteria ini terdapat padamu, maka sholatmu bisa di katakan sholat
yang khusyu’.” Mudah-mudahan Allah memberikan taufiq kepada kita
sehingga bisa mengamalkan tips yang diberikan beliau. Mudah-mudahan
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan kita termasuk orang-orang yang
khusyu’ dalam sholat. Aamiin. Wallahu a’lam.
Sumber: Hb. Abdul Kadir al Hamid