Kamis, 29 Oktober 2015

# TIPS AGAR SHALAT KHUSYU' #

Tips agar shalat kita bisa khusyu’ berikut ada 6 poin. “Seorang bertanya pada Sayyidil Habib Umar bin Hafidz, “Bagaimana agar kita bisa khusyu’?” Sayyidil Habib Umar bin Hafidz menjawab, ” Seseorang di katakan khusyu’ jika memenuhi 6 kriteria, yaitu:
1. (Hudurul Qolb) Hadirnya hati. hadirnya hati harus di latih terus-menerus, bila hati kemana-mana paksa untuk kembali lagi, Insya Allah , hati akan terbiasa hudhur.
2. (Tafahhumul Ma’ani) Memahami arti atas apa yang kita katakan dan kita sedang lakukan.
3. (Al ijlal watta’dzhim ) Adanya rasa mengagungkan dan memulyakan kepada Allah SWT. Terkadang kita hadir hati, mengetahui arti, tapi tanpa pengagungan hal ini seperti seseorang yang memahami perkataan anak kecil yaitu tidak terlalu menghiraukannya.
4. (Al ijlal watta’dzhim ma’al Haibah) Hendaknya rasa memulyakan dan pengagungan tadi di iringi dengan rasa haibah (kewibawaan). Haibah: Rasa takut yang timbul karena rasa mengagungkan. Takut sholat kita tidak di terima oleh Allah.
5. (ar-Roja’) Kuatnya harapan bahwa sholat kita di terima oleh Allah juga menjadi sebab dekatnya kita pada Allah serta mengharapkan mendapat balasan yang agung.
6. (Haya’) Adanya rasa malu bahwasannya kita tidak menunaikan hak Allah dengan semestinya.
Kemudian Habib Umar mengatakan, “Jika enam kriteria ini terdapat padamu, maka sholatmu bisa di katakan sholat yang khusyu’.” Mudah-mudahan Allah memberikan taufiq kepada kita sehingga bisa mengamalkan tips yang diberikan beliau. Mudah-mudahan Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan kita termasuk orang-orang yang khusyu’ dalam sholat. Aamiin. Wallahu a’lam.
Sumber: Hb. Abdul Kadir al Hamid

Rabu, 28 Oktober 2015

# Sholawat Nariyah #

Sejarah, Bacaan Sholawat Nariyah dan Artinya yang Penuh Kontroversi


Blog Khusus Doa - Shalawat Nariyah merupakan salah satu Sholawat yang sangat populer dikalangan masyarakat muslim. Banyak yang meyakini manfaat sholawat nariyah mampu meringankan masalah, memecahkan kesulitan serta mudah tercapainya apa yang diharapkan, namun banyak juga yang berpendapat bahwa shalawat nariyah itu dilarang karena di dalamnya mengandung kesyirikan (menyekutukan Allah).
Dalam sejarahnya, Sholawat Nariyah tidak pernah ada di zaman Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, sementara sejarah lain menyebutkan sholawat nariyah merupakan sholawat yang selalu diamalkan oleh sahabat nabi, dimana sahabat nabi tersebut mengamalkan atau membaca shalawat nariyah sebanyak 4.444 kali setiap malam, dan dengan amalan inilah ia sebagai orang yang pertama masuk surga bersama nabi.
Dari beberapa uraian diatas, dapat kita pahami bahwa sholawat nariyah ini ternyata memiliki kontroversi di kalangan muslim. Nah, pada halaman ini kami akan menguak atau memaparkan tentang Sholawat Nariyah yang kontroversial ini, yang berhasil kami rangkum dari berbagai sumber. Untuk selengkapnya, silakan simak sampai selesai uraiannya dibawah ini :


Bacaan Shalawat Nariyah Bahasa Arab, Tulisan Latin dan Terjemahannya

اَللهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامَّاعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الَّذِىْ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِى كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

ALLAAHUMMA SHOLLI SHOLAATAN KAAMILATAN WASALLIM SALAAMAAN TAAMMAN 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADINIL LADZII TANHALLU BIHIL'UQODU WATANFARIJU BIHILKUROBU WATUQDHOO BIHILHAWAAIJU WATUNAALU BIHIR ROGHOOIBU WAHUSNUL KHOWAATIMI WAYUSTASQAAL GHOMAAMU BIWAJHIHILKARIIMI WA'ALAA AALIHII WASHOHBIHII FII KULLI LAMHATIN WANAFASIN BI'ADADI KULLI MA'LUUMIN LAKA.
Artinya :
Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau.
Dari bacaan shalawat nariyah dan terjemahannya seperti yang tertera diatas, ternyata ini menjadi kontroversi. Banyak buku-buku yang beredara di masyarakat dan/atau artikel-artikel di internet yang membahas Sholawat Nariyah, dan mengartikan kalau shalawat ini terdapat beberapa lafadz yang maknanya menyekutukan Allah (Syirik) dan/atau melanggar pengertian syirik, yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang menjadi sifat khusus bagi Allah.

Salawat Nariyah adalah Syirik

Dilansir dari laman konsultasisyariah.com, terdapat 4 kalimat yang mengandung kesyirikan dalam sholawat nariyah. beberapa lafadnya adalah sebagai berikut :

تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ

Rincian Kalimat:
تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ
Artinya : "Segala ikatan dan kesulitan bisa lepas karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam"

وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ
Artinya : "Segala bencana bisa tersingkap dengan adanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam"

وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ
Artinya : "Segala kebutuhan bisa terkabulkan karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam"

وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ
Artinya : "Segala keinginan bisa didapatkan dengan adanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam"

Nah, empat kalimat di atas merupakan pujian yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW. Jika kita perhatikan, empat kemampuan di atas merupakan kemampuan yang hanya dimiliki oleh Allah dan tidak dimiliki oleh makhluk-Nya siapa pun orangnya. Karena yang bisa menghilangkan kesulitan, menghilangkan bencana, memenuhi kebutuhan, dan mengabulkan keinginan serta doa hanyalah Allah.
Seorang Nabi atau bahkan para malaikat tidak memiliki kemampuan dalam hal ini. Oleh karena itu, ketika pujian-pujian ini ditujukan kepada selain Allah (termasuk kepada Nabi Muhammad SAW) maka berarti telah menyamakan makhluk tersebut dengan Allah dalam perkara yang menjadi hak khusus bagi Allah.
Selain keempat kalimat diatas, dalam Sholawat Nariyah terdapat pujian yang berlebihan kepada Nabi Muhammad SAW. Sementara Nabi sendiri melarang keras umatnya untuk memujinya secara berlebihan.
Suatu ketika ada seorang sahabat memuji Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengatakan: "Engkau adalah manusia terbaik di antara kami, putra dari manusia terbaik kami,…" kemudian beliau bersabda, "Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani berlebih-lebihan dalam memuji Nabi Isa A.S. Aku hanyalah seorang hamba, maka sebutlah Aku: Hamba Allah dan Rasul-Nya." (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth).
Dari sisi penamaan, patut diketahui bahwa kata naariyah merupakan pecahan dari kata naar (النار) yang artinya api. Maka bagaimana mungkin sesuatu yang isinya doa diberi nama yang mengesankan sesuatu yang buruk?. Tetapi ada yang menyebutkan bahwa asal usul nama Shalawat Nariyah itu diambil dari pengarangnya yakni Syaikh Nariyah (akan kami ulas dibawah).

Analisa Isi Shalawat Nariyah

Untuk meluruskan dan/atau menengahi uraian diatas tentang "kesyirikan Sholawat Nariyah serta yang Berlebihan" maka kita perlu menganalisa arti/terjemahan sholawat tersebut.
Seperti dilansir dari laman seteteshidayah.wordpress.com, Sebagian orang yang terlalu bersemangat mempersoalkan kata ganti "BIHI" (dengannya) pada lafadz shalawat nariyah di atas ditujukan kepada Rasulullah Muhammad SAW, maka hal itu adalah sebuah kesyirikan karena tidak boleh Rasulullah SAW bukanlah penyebab terurai segala ikatan dan kesulitan dan hilangnya segala kesedihan, serta dipenuhinya segala kebutuhan. Mereka mengatakan jika kata ganti “BIHI” diganti dengan “BIHA” yang artinya melalui shalawat itu sendiri maka Allah akan mengurai segala ikatan dan kesulitan dan hilang segala kesedihan, serta dipenuhinya segala kebutuhan maka hal ini menjadi benar.
Maka kepada saudara se-aqidah sesama muslim kita harus berusaha untuk husnudzon (berprasangka baik). Di dalam kaidah peradilan saja ketika mengadili orang, dikenal istilah praduga tak bersalah (presumption of innocence), walaupun ia jelas-jelas penjahat tetap harus didampingi pembela dan dijunjung tinggi kaidah ini. Apalagi ini dalam masalah agama kepada saudara sesama muslim, kok mudah sekali mengatakan syirik, sesat dan kafir?
Kata ganti "BIHI" di sini masih ada ruang penafsiran tergantung niat orang yang mengucapkannya. Jika ia benar-benar meyakini dan bermaksud Rasulullah-lah yang menguraikan kesulitan, menghilangkan segala kesedihan, memenuhi segala kebutuhan, maka tentu orang itu telah tergelincir dalam kesesatan dan kemusyrikan.
Namun seandainya yang dimaksud adalah bahwa melalui Rasulullah Muhammad s.a.w. kita mengenal agama ini, lalu dari situ kita jadi memahami agama ini, meyakini tentang Allah dan segala sifat dan kekuasaanNya maka dari situlah segala kesulitan kita menjadi terurai, segala kesedihan kita menjadi sirna, dan segala keinginan kita dikabulkan oleh Allah, maka hal ini adalah aqidah yang benar. Inilah mungkin yang dimaksud dengan perkataan ALLADZI TANHALLU BIHIL 'UQOD (terurai melalui mu segala ikatan), TANFARIJU BIHIL KUROB (dilepaskan / dihilangkan melalui mu segala kesedihan) dan seterusnya.
Terkadang makna dari kata-kata sangat relatif maksudnya dan bergantung pada prasangka yang ada di dalam otak. Jika prasangkanya sudah buruk apa yang diucapkan orang pun selalu nampak buruk dan salah. Terlebih dalam memandang kata-kata pujian yang disampaikan melalui puisi, lebih sering maknanya adalah majazi (bukan makna sesungguhnya). Sebagaimana orang yang jatuh cinta mengatakan "wajahmu rembulan", tentu jika dipahami apa adanya bisa dikatakan syirik. Namun maksudnya adalah wajahmu sangat cantik dan bercahaya seperti rembulan. Demikian pula ketika mengartikan lafadz WA YUSTASQOL GHOMAMU BIWAJ HIHIL KARIIM (dan dicurahkan hujan dengan wajahmu yang mulia), seperti yang tercantum dalam lafadz shalawat nariyah.
Pengagungan Berlebihan Terhadap Shalawat Nariyah
Adapun sikap sebagian orang yang terlalu berlebihan dalam meyakini keagungan shalawat nariyah sama buruk nya dengan sikap orang yang berlebihan dalam menyatakan nya sebagai syirik dan bid’ah. Situasi ini mirip seperti perkataan Ali bin Abi Thalib r.a. yang berkata :

Dua orang yang akan binasa, yaitu yang membenciku berlebihan dan mencintaiku berlebihan
Maka sebagian orang mengatakan dengan mengucapkan sekian ribu kali shalawat nariyah akan dihilangkan segala kesusahan dan terpenuhi segala keinginan. Mereka beranggapan, barangsiapa membacanya sebanyak 4.444 kali dengan niat agar kesusahan dihilangkan, niscaya akan terpenuhi.
Justru mengucapkan shalawat nariyah ini kita memuji Rasulullah s.a.w. yang melalui beliau lah kita memahami hakikat kekuasaan Allah yang dapat menghilangkan kesulitan dan mengangkat kesedihan. Melalui baginda Rasululillah ini sampailah pada kita firman Allah :
Katakanlah, ‘Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak pula memindahkannya. Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmatNya dan takut akan siksa-Nya; sesungguhnya siksa Tuhanmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti. (Q.S. Al-Isra’[17] : 56-57)
Melalui ajaran beliau pula kita mengetahui aqidah yang benar bahwa Rasulullah s.a.w tidak mampu mengangkat kemudharatan dan musibah yang menimpa kita dan hanya kepada Allah-lah kita bermohon untuk diangkat kemudharatan dan musibah yang menimpa kita.
Katakanlah, ‘Aku tidak kuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman. (Q.S. Al-A’raf [7] : 188)

Maka kita harus mengembalikan maksud dari shalawat nariyah itu kepada kedudukannya yang sebenarnya. Walaupun tidak terlarang menyusun dan membaca shalawat karangan orang sholeh, ulama atau sahabat, namun keyakinan atas perkataan di dalamnya haruslah tetap lurus dan benar. Bisa jadi maksud yang menyusun shalawat nariyah itu tidaklah demikian, sementara orang-orang yang mengkultuskan dan terlalu berlebihan dalam mengidolakannya memelencengkan maksud shalawat tersebut dan menambah-nambahinya dengan pengagungan yang berlebihan.

Sejarah / Riwayat Shalawat Nariyah

Sebagaimana yang sudah kami sebutkan pada awal halaman ini, bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengajarkan sholawat nariyah, karena memang shalawat ini tidak ada pada zaman Nabi. Namun ada sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa sholawat nariyah disusun oleh sahabat nabi yakni Syaikh Nariyah.
Dikutip dari laman indospiritual.com, Sholawat Nariyah adalah sebuah sholawat yang disusun oleh Syekh Nariyah. Syekh yang satu ini hidup pada jaman Nabi Muhammad sehingga termasuk salah satu sahabat nabi. Beliau lebih menekuni bidang ketauhidan. Syekh Nariyah selalu melihat kerja keras nabi dalam menyampaikan wahyu Allah, mengajarkan tentang Islam, amal saleh dan akhlaqul karimah sehingga syekh selalu berdoa kepada Allah memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk nabi. Doa-doa yang menyertakan nabi biasa disebut sholawat dan syekh nariyah adalah salah satu penyusun sholawat nabi yang disebut sholawat nariyah.
Suatu malam syekh nariyah membaca sholawatnya sebanyak 4444 kali. Setelah membacanya, beliau mendapat karomah dari Allah. Maka dalam suatu majelis beliau mendekati Nabi Muhammad dan minta dimasukan surga pertama kali bersama nabi. Dan Nabi pun mengiyakan. Ada seseorang sahabat yang cemburu dan lantas minta didoakan yang sama seperti syekh nariyah. Namun nabi mengatakan tidak bisa karena syekh nariyah sudah minta terlebih dahulu.
Mengapa sahabat itu ditolak nabi? dan justru syekh nariyah yang bisa? Para sahabat itu tidak mengetahui mengenai amalan yang setiap malam diamalkan oleh syekh nariyah yaitu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan nabinya. Orang yang mendoakan Nabi Muhammad pada hakekatnya adalah mendoakan untuk dirinya sendiri karena Allah sudah menjamin nabi-nabiNya sehingga doa itu akan berbalik kepada si pengamalnya dengan keberkahan yang sangat kuat.
Jadi nabi berperan sebagai wasilah yang bisa melancarkan doa umat yang bersholawat kepadanya. Inilah salah satu rahasia doa/sholawat yang tidak banyak orang tahu sehingga banyak yang bertanya kenapa nabi malah didoakan umatnya? untuk itulah jika kita berdoa kepada Allah jangan lupa terlebih dahulu bersholawat kepada Nabi SAW karena doa kita akan lebih terkabul daripada tidak berwasilah melalui bersholawat.
Inilah riwayat singkat sholawat nariyah. Hingga kini banyak orang yang mengamalkan sholawat ini, tak lain karena meniru yang dilakukan syekh nariyah. Dan ada baiknya sholawat ini dibaca 4444 kali karena syekh nariyah memperoleh karomah setelah membaca 4444 kali. Jadi jumlah amalan itu tak lebih dari itba' (mengikuti) ajaran syekh.
Ada juga yang menyebutkan, Shalawat Nariyah konon disusun oleh seorang ulama magribi (sekarang disebut negara Maroko) bernama Ibrahim Attaziy Al-Maghribiy, shalawat inipun dikenal dengan nama shalawat Ta’ziyah Attafrijiyyah, namun orang Maroko sering menyebutnya shalawat nariyah. Wallahu 'alam, hanya Allah yang tahu.

Kejanggalan Sejarah/Riwayat Syaikh Nariyah (Penyusun Shalawat Nariyah)

Dari cerita tersebut di atas tentang Syaikh Nariyah, ada beberapa hal yang hendaknya kita perhatikan dengan seksama, yang pertama yakni: Benarkah ada sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang bernama Syaikh Nariyah?
Dilansir dari laman metafisis.net, Para sahabat Nabi adalah orang-orang yang beriman yang hidup di zaman, mereka dimuliakan oleh Allah dan dipuji oleh Allah dan Rasul-Nya dengan pujian Khairun Naas (Manusia Terbaik). Oleh karena itu, banyak diantara kalangan para ulama yang menaruh perhatian yang sangat besar tentang biografi dan perjalanan hidup para sahabat Nabi. Oleh karena itu begitu banyak kitab yang ditulis yang mengumpulkan biografi dan perjalanan hidup generasi terbaik ini dan beberapa generasi yang hidup di zaman kemuliaan Islam tersebut.
Sebut saja Hilyatul Awliyaa` yang ditulis oleh Al-Hafizh Abu Nu’aim Al-Asfahani. Ada lagi kitab Tahdzibul Kamal karya al-Hafizh Al-Mizzi, Shifatush Shafwah karya Imam Ibnul Jauzi, Al-Ishabatu fi Tamyizish Shahabah karya al-Hafizh Ibn Hajar al-’Asqalani dan berbagai kitab sejarah lainnya yang intinya adalah para ulama memberikan perhatian yang sangat besar terhadap biografi dan perjalanan hidup para sahabat Nabi.
Para dewan redaktur majalah As-Sunnah mengatakan, “Setelah meneliti berbagai kitab di atas dan juga referensi biografi lainnya, yang biasa diistilahkan para Ulama dengan kutubut tarajim wa ath-thabaqat, ternyata tidak dijumpai seorang pun di antara Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang bernama Nariyah. Bahkan sepengetahuan kami, tidak ada seorang pun Ulama klasik yang memiliki nama tersebut. Lalu, dari manakah orang tersebut berasal ??”
Sebenarnya ada sebuah kejanggalan pada nama orang yang disangka sebagai sahabat Nabi tersebut, yakni: jika kita terbiasa berinteraksi dengan hadits-hadits Nabi dan biografi para sahabat, belum pernah kita jumpai adanya nama sahabat Nabi yang mendapat ‘gelar’ “SYAIKH”. Perhatikanlah nama di atas, “Syaikh Nariyah”. Ini adalah sesuatu hal yang sangat tidak lazim terjadi di kalangan para ulama salaf, terlebih lagi para sahabat Nabi.
Cobalah seandainya seseorang sedikit saja membaca kitab para ulama yang menuliskan biografi para sahabat, ketika mendengar atau membaca nama Syaikh Nariyah yang disangka sebagai sahabat Nabi, maka ia akan merasakan sesuatu yang aneh, ganjil dan tidak lazim. Mungkin –Allahua’lam- orang yang membuat kisah ini adalah orang yang tidak terbiasa berinteraksi dengan nama para sahabat Nabi, sehingga ia melakukan tindakan yang cukup fatal dan dianggap ganjil oleh orang-orang yang terbiasa dengan biografi para sahabat Nabi.
Dari sini saja kita sudah sangsi tentang keshahihan kisah tersebut sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa tidak ada sahabat Nabi yang bernama Syaikh Nariyah. Jadi, penyandaran shalawat ini kepada sahabat Nabi yang bernama Syaikh Nariyah sangat diragukan kebenarannya.
Kemudian yang kedua, kisah tersebut di atas dinukil dengan tanpa sanad sehingga bagi orang-orang yang memahami betul pentingnya sanad dalam sebuah riwayat, mereka akan sangat sulit melacak keotentikan cerita di atas. Jangankan sanad, artikel tersebut juga tidak mencantumkan referensi dari mana kisah itu dinukil. Sepertinya, -Allahua’alam- orang yang membuat kisah di atas bukanlah orang yang memiliki amanah ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan karena gelapnya asal-usul dan periwayatan kisah tersebut di atas.
Imam ‘Abdullah bin al-Mubarak pernah berkata, “Isnad adalah bagian dari agama. Jika tidak ada isnad, seseorang akan bebas mengatakan apa yang dikehendakinya.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah dalam muqaddimah Shahihnya).
Jadi, memang sangat diragukan kalau "Syaikh Nariyah" adalah sahabat nabi. Karena kami sendiri (Admin Blog Khusus Doa) baru tahu setelah baca riwayat tersebut, kalau ternyata ada salah satu sahabat nabi yang gelarnya "Syaikh". Padahal, kalau kita mau pelajari dari sekian banyaknya nama-nama sahabat nabi, tidak ada yang namanya Syaikh dan/atau Nariyah.
Sebagaimana dikutip dari laman id.wikipedia.org, beberapa sahabat nabi yang terkenal adalah sebagai berikut :
  • Abdullah bin Umar
  • Abdurrahman bin Auf
  • Abu Bakar
  • Abu Dzar Al-Ghiffari
  • Abu Hurairah
  • Abu Ubaidah bin al-Jarrah
  • Ali bin Abi Talib
  • al-Qamah
  • Amru bin Ash
  • Bilal bin Rabah
  • Hakim bin Hazm
  • Hamzah bin Abdul Muthalib
  • Khalid bin Walid
  • Mua'dz bin Jabal
  • Mua'wiyah bin Abu Sufyan
  • Mus'ab bin Umair
  • Salman al-Farisi
  • Sa'ad bin Abi Waqqas
  • Sa'id bin Zayd bin `Amr
  • Thalhah bin Ubaidillah
  • Zaid bin Khattab
  • Umar bin Khattab
  • Usamah bin Zaid bin Haritsah
  • Usman bin Affan
  • Uwais Al-Qarny
  • Wahsyi
  • Zubair bin Awwam
Dan masih banyak lagi sahabat nabi yang lainnya, namun tidak ada yang bergelar "Syaikh" dan/atau nama Nariyah.

Keistimewaan / Keutamaan Shalawat Nariyah

Dari berbagai uraian diatas yang penuh kontroversi, baik dari segi arti, makna atau terjemahan shalawat nariyah yang mana ada yang mengatakan sebagai kesyirikan (tergantung kita menyikapinya) serta sejarahnya yang sangat janggal karena tidak ada sahabat nabi yang bernama Syaikh Nariyah, namun bagi orang-orang yang percaya tentu shalawat nariyah memiliki keutamaan dan/atau keistimewaan.
Dilansri dari laman nu.or.id, Seperti halnya shalawat badar yang sangat populer, shalawat Nariyah juga tidak kalah populernya di kalangan warga NU. Khususnya bila menghadapi problem hidup yang sulit dipecahkan maka tidak ada jalan lain selain mengembalikan persoalan pelik itu kepada Allah. Dan shalawat Nariyah adalah salah satu jalan mengadu kepada Allah SWT.
Dalam kitab Khozinatul Asror (hlm. 179) dijelaskan, “Salah satu shalawat yang mustajab ialah Shalawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yang disebut orang Maroko dengan Shalawat Nariyah karena jika mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak yang tidak disukai mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat nariyah ini sebanyak 4.444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat (bi idznillah).”
"Shalawat nariyah ini juga oleh para ahli yang tahu rahasia alam diyakini sebagai kunci gudang yang mumpuni:. .. Dan imam Dainuri memberikan komentarnya: Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat (Fardhu) 11 kali digunakan sebagai wiridan maka rizekinya tidak akan putus, di samping mendapatkan pangkat kedudukan dan tingkatan orang kaya.”
Hadits riwayat Ibnu Mundah dari Jabir mengatakan: Rasulullah SAW bersabda: Siapa membaca shalawat kepadaku sehari 100 kali (dalam riwayat lain): Siapa membaca shalawal kepadaku 100 kali maka Allah akan mengijabahi 100 kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan 30 di dunia... Dan hadits Rasulullah yang mengatakan; Perbanyaklah shahawat kepadaku karena dapat memecahkan masalah dan menghilangkan kesedihan. Demikian seperti tertuang dalam kitab an-Nuzhah yang dikutib juga dalam Khozinatul Asror.
Diriwayatkan juga Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti tersebut dalam hadits, beliau bersabda: Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal­-amal kalian disampaikan kepadaku, jika saya tahu amal itu baik, aku memuji Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah. Hadits riwayat al-Hafizh Ismail al­Qadhi, dalam bab Shalawat ‘ala an-Nary. Imam Haitami menyebutkan dalam kitab Majma' az-Zawaid, ia menganggap shahih hadits di atas.
Hal ini jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya di alam barzakh. Istighfar adalah doa, dan doa untuk umatnya pasti bermanfaat. Ada lagi hadits lain: Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa mennjawab salam itu. (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih).

Video Ceramah Agama tentang Sholawat Nariyah

Untuk meyakinkah kita semua seputar kontroversi shalawat nariyah sebagaimana yang sudah kami paparkan diatas yang dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini kami sajikan video Ceramah Agama tentang Shalwat Nariyah, Disampaikan oleh KH. Thoifur Mawardi, di alun-alun Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah pada tanggal 7 Maret 2011, saat acara "Purworejo Bersholawat bersama Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf.



Pengamalan Sholawat Nariyah

Kami sendiri (Admin Blog Khusus Doa) adalah orang yang termasuk sering (pernah) mengamalkan shalawat nariyah, karena memang dari usia anak-anak hingga sekarang, shalawat ini masih sangat populer dan terus di dibaca dan/atau diamalkan. Adapun untuk (kesyirikan) shalawat nariyah jujur saja baru tahu setelah baca-baca artikel tentang shalawat nariyah, karena sebelumnya belum pernah dengar kalau shalawat ini terdapat makna yang syirik. Namun kami menanggapi bahwa arti makna yang terkandung dalam shalawat nariyah tergantung dari sudut pandang kita, bagaimana cara kita menyikapi makna dari sholawat itu sendiri, sebagaimana yang sudah kami paparkan di atas tentang "Analisa Isi Sholawat Nariyah".

Dikampung halaman kami, shalawat nariyah merupakan salah satu shalawat yang selalu jadi andalan sebagai salah satu puji-pujian (shalawatan) setelah mengumandangkan adzan. Jadi, setelah adzan selesai sembari menunggu imam dan iqomah, biasanya muadznin mengumandang shalawat (bahasa kampung kami puji-pujian) salah satu sholawat yang sering dibaca adalah shalawat nariyah.
Pengalaman mengamalkan shalawat nariyah saat masih duduk di bangku Aliyah (Setera dengan SMA), ketika ada pembangunan sekolah, seluruh siswa-siswi setiap hari sebelum memasuki kelas untuk belajar, dikumpulkan di lapangan sekolah untuk membaca sholawat nariyah secara berjama'ah sebanyak 11 kali.
Selain itu, saat kami di Pesantren, dan waktu itu ada pembangunan gedung pesantren, setiap selesai sholat isya para santri berkumpul di aula dan mengamalkan shalawat nariyah secara berjama'ah. Kami tidak ingat betul berapa banyak amalan sholawat nariyah yang waktu itu dibaca, tapi seingat kami, lebih dari 1.000 kali membaca sholawat nariyah, pada waktu itu.

Kesimpulan

Dari semua uraian yang sudah dipaparkan, setidaknya dapat kita ambil kesimpulan tentang sholawat nariyah yang mana diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Makna Sholawat Nariyah bisa menjadi syirik jika seseorang memandangnya atau mengartikannya semua kesusahan, kesulitan, menghilangkan bencana, terkabul keinginannya semata karena Nabi Muhammad. Padahal, sebagaimana yang kita ketahui bersama, yang bisa menghilangkan kesulitan, menghilangkan bencana, memenuhi kebutuhan, dan mengabulkan keinginan serta doa hanyalah Allah (Pahami Analisa Isi Sholawat Nariyah).
  2. Sejarah atau riwayat Sholawat Nariyah yang disusun oleh Syaikh Nariyah sebagai sahabat nabi dan merupakan orang yang pertama masuk surga bersama nabi SANGAT DIRAGUKAN. Karena dalam sejarah sahabat-sahabat nabi, tidak ada satu pun sahabat nabi yang namanya "Syaikh" Nariyah dan riwayat tersebut juga tidak memiliki Sanad, sehingga bagi orang-orang yang memahami betul pentingnya sanad dalam sebuah riwayat, mereka akan sangat sulit melacak keotentikan cerita/kisah tersebut.
  3. Dalam riwayat lain yang menyebutkan shalawat Nariyah konon disusun oleh seorang ulama magribi (sekarang disebut negara Maroko) bernama Ibrahim Attaziy Al-Maghribiy, shalawat inipun dikenal dengan nama shalawat Ta’ziyah Attafrijiyyah, namun orang Maroko sering menyebutnya shalawat nariyah, ini mungkin bisa jadi ada benarnya. Sebagaimana tersirat dalam kitab Khozinatul Asror (hlm. 179) dijelaskan, “Salah satu shalawat yang mustajab ialah Shalawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yang disebut orang Maroko dengan Shalawat Nariyah karena jika mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak yang tidak disukai mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat nariyah ini sebanyak 4.444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat (bi idznillah)."
  4. Meski riwayat asal usulnya belum jelas secara pasti, namun selagi kita berfikir positif dalam menyikapi makna sholawat nariyah yakni hanya kepada Allah lah kita memohon sesuatu, maka syah-syah saja untuk mengamalkannya. Lagi pula membaca sholawat nariyah bukanlah kewajiban, sehingga apabila orang tidak mengamalkannya tidaklah berdosa, dan yang mengamalkannya tentu akan mendapat pahala dan hikmah dibalik sholawat nariyah.

Bagaimana menurut Anda....????

Sumber referensi :

  • http://www.konsultasisyariah.com/mengapa-shalawat-nariyah-dilarang/
  • https://seteteshidayah.wordpress.com/2012/11/01/apakah-shalawat-nariyah-bidah/
  • http://www.indospiritual.com/artikel_mengenal-keampuhan-sholawat-nariyah.html
  • http://metafisis.net/2011/08/28/kisah-tahayul-dibalik-munculnya-shalawat-nariyah/
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Sahabat_Nabi
  • http://namafb.com/2012/08/24/kumpulan-ratusan-nama-sahabat-nabi/
  • http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,10-id,16656-lang,id-c,ubudiyah-t,Shalawat+Nariyah-.phpx

Selasa, 27 Oktober 2015

RAHASIA ASTAGHFIRULLAHAL'AZIMM

Sungguh manusia adalah tempatnya luput dan dosa, hanya lafaz Astaghfirullahal'aziim lah yang selayaknya di ucap. "Dan mohonlah ampunan kepada Allah; Sesunguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang (QS. Al Muzzammil : 20). Ketika setan menolak sujud untuk Nabi Adam, maka sejak saat itulah setan bersumpah untuk menggoda manusia, menyesatkan pada gelimang dosa dan kekufuran. Hati manusia yang mudah terbolak-balik pastilah jadi sasaran empuk bujuk rayu setan. Kemudian setiap dosa yang terjadi apa penghapusnya? Kumpulan misteri kali ini akan mengurai keajaiban lafadz atau ucapan istighfar.
Manusia sering kali berlomba-lomba untuk mendapatkan pahala, namun pada saat yang sama secara tidak sadar mereka pun telah memangkasnya dengan dosa. Mereka shalat namun ia ria, mereka bersedekah namun mereka sombong. Pahala yang susah payah didapat terhapus dengan mudah oleh bujukan setan  untuk berbangga hati, merasa tinggi dan melupakan dosa. Bahkan sebegitu mudahnya manusia melakukan dosa, hingga ajar aswad yang ketika turun dalam keadaan yang lebih putih dari susu pun menjadi hitam karena dosa-dosa yang dilakukan oleh keturunan Nabi Adam. Ya, memohon ampunan kepada Allah yang harus kita lakukan. Tak pernah ada yang tahu seberapa banyak dosa yang kita lakukan. Maka mengapa melupakan atau membatasi beristighfar ? Bahkan Rasulullah SAW yang telah dijamin ampunan bagi dosa yang lalu dan yang akan datang tidak berhenti beristighfar. Beliau bersabda "Wahai sekalian manusia, taubatlah (beristighfar) kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari 100 kali." (HR.Muslim)
Bahkan di akhir hayatnya ketika bersandar pada Siti Aisyah RA, Rasul tak lupa mengucap "Ya Allah ampunilah aku,  kasihilah aku dan kumpulkanlah aku bersama orang-orang yang Saleh." (HR. Bukhari). Sedang kita yang manusia biasa apa pantas buat kita berleha-leha meremehkan kewajiban memohon ampunannya ? Dosa selalu menggelisahkan jiwa dan membuat hidup kita tidak tenang. Maka damaikan hati dengan istighfar, meminta maghfirah atau perlindungan dari kejelekan dosa. Sebaik-baiknya istighfar adalah sayyidul istighfar, termasuk didalamnya makna taubat dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
Ibnu Taymiyah menjelaskan bahwa dalam sayyidul Istighfar ini terdapat pengakuan-pengakuan besar, mengakui Allah sebagai pencipta yang Esa, hanya Allah yang berhak untuk disembah, mengaku tunduk sebagai hamba dengan ikatan janji untuk mentaati perintah dan menjauhi larangannya. Hingga mengakui nikmat-nikmat Allah dan mengakui banyaknya dosa-dosa dan memohon ampun.
Sebuah hadits yang mengikuti bacaan Sayyidul Istighfar ini, sungguh menunjukkan keutamaannya. Disebutkan bahwa siapapun yang mengucapkannya pada siang hari dan meyakininya, lalu ia mati pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia adalah penghuni surga. Begitu juga jika seseorang mengucapkannya pada malam hari dengan yakin dan ia mati sebelum waktu pagi tiba, maka surga telah dipesan untuknya. Masya Allah.
Sungguh sayang amat disayang, Istighfar kadang hanya berupa ucapan lisan tanpa mengakui dalam hati dan berjanji tidak diulangi. Maka Istighfar yang sempurna adalah Istighfar yang diiringi dengan taubat. 
Taubat sebenar-benarnya taubat adalah taubat nasuha. Yaitu kembalinya seorang hamba kepada Allah dari dosa yang pernah dilakukannya, baik dengan sengaja ataupun karena ketidak tahuannya, dengan jujur, ikhlas dan disertai ketaatan yang mengangkat seorang hamba mencapai kedudukan para wali Allah yang muttaqin. Ketaatan tersebut menjadi pelindung terhadap dirinya dari Setan. Taubat nasuha harus diikuti oleh penyesalan sungguh-sungguh atas dosa yang dilakukan, juga tekad kuat untuk tidak mengulangi dosa tersebut. Jika perbuatan dosa berkaitan dengan hak orang lain, maka wajib baginya untuk mengembalikan hak tersebut dan minta maaf. Jika dilakukan dengan kesungguhan maka Insya Allah, Allah akan mengampuni kita.
Perbanyaklah istighfar dan mohon ampunan kepadanya, karena Rasulullah SAW bersabda "Barang siapa memperbanyak Istighfar, niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR. Ahmad)

Kamis, 15 Oktober 2015

# KOSONG #

Setiap amal-ternyata tidak bisa langsung naik ke langit. Setiap amal manusia harus melewati tujuh pintu langit, dimana setiap langit dijaga oleh seorang malaikat yang bertugas memeriksa amalan-amalan manusia, sebelum diteruskan ke langit yang paling tinggi. Bila pada langit pertama diperiksa amalannya telah dan telah lolos, maka akan diteruskan hingga pada pintu langit ke tujuh. Bila saja amal manusia lolos pad langit ke tiga, tapi pada langit yang ke empat di periksanya, dan ternyata tidak lolos amal tsb, maka seluruh amal tsb dicampakkan begitu saja, dan kembali lagi ke Bumi.

Amal manusia tidak bisa dinilai oleh manusia. Kelihatannya saja, amal tsb nampak baik,banyak orang yang memujinya, tapi belum tentu bisa menjadi amal yang baik dimata Allah. Sesama manusia tidak bisa menilai atau menentukan bahwa si fulan telah berbuat baik, secara kasat mata ya..memang itu telah berbuat baik, itu baru TANDA-TANDA nya saja berbuat baik. Hakekatnya belum bisa amal tsb, dikatakan baik. Karena perlu pengujian yang sangat haluis dan teliti. Apalagi kita membuat ceritera-ceritera yang kelihatannya menyentuh dihati, yang sebenarnya tidak menyentuh sama sekali hingga di hati. Cobalah perhatikan ayat Allah sbb :



" Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan[1062], lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan" Surat Al Furqon ayat 23

[1062]. Yang dimaksud dengan amal mereka disini ialah amal-amal mereka yang baik-baik yang mereka kerjakan di dunia Amal-amal itu tak dibalasi oleh Allah karena mereka tidak beriman.

Bila kita simak ayat tsb, nampak jelas, amal amal manusia yang kelihatannya waktu di dunia baik ternyata dihadapan Allah tidak dibalas, amal amal baik tsb hilang begitu saja, bagai debu yang berterbangan. Dalam kontek ayat tsb di atas, jelas sekali kita sesama manusia tidak bisa menilai amal soleh manusia. Ayat selanjutnya menyatakan sebab-sebab amal tsb tidak diterima Allah karena tidak BERIMAN.

Sebagaimana firman Allah dalam sbb :

" Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya[670], di bawah mereka mengalir sungai- sungai di dalam syurga yang penuh kenikmatan." (surat Yunus Ayat 9)

[670]. Maksudnya: diberi petunjuk oleh Allah untuk mengerjakan amal-amal yang menyampaikan surga.

Dan agar aamal bisa diterima Allah, hendaknya amal di lakukan dengan IKHLAS, sebagaimana firman Allah :

"dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik."
(Surat Yumus ayat 105)

Kalau kita simak ayat-ayat tersebut di atas, maka kunci segala amal terletak pada sejauh mana kita tekah beriman kepada Allah, dan semua amal-amal yang kita lakukan harus IKHLAS. Untuk bisa mengetahui ihklas, kita mesti belajar ilmu ikhlas.

Inti ikhlas, adalah KEKOSONGAN dalam hati, yang ada hanya ridho Illahi Robbi.

Bila kita melihat Masjid, bagian yang paling atas adalah kubahnya. Masjid besar tanpa kubah, kelihatnya tidak sempurna. Bahkan kita bisa melihat MASJID KUBAH EMAS di Jakarta. Bila kita perhatikan, apa isi kubah masjid yang besar tsb ?. Isinya adalah KOSONG. Kalau kita ambil filsafat kubah, kita ingin mencapai derajat yang paling tinggi, bila hati kita telah kosong dari atribut dunia, yang atinya di dalam hatinya semata-mata hanya ada Allah.

Semoga tulisan ini bermanfaat.







^ ARTI IKHLAS ^

 
Kalau ada orang berkata "Saya ihklas kok", justru ini TIDAK IHKLAS. Pernyataan ini bisa berujung PAMER, yang intinya agar orang lain menyanjungnya. Kata seorang Hadrathus Syaikh yang alim, " Ihklas adalah rahasia Allah yang diberikan kepada kekasih-kekasih Allah, malaikat saja tidak bisa mengetahui perbuatan ihklas , apalagi manusia. Ihklas adalah perbuatan hati,yang bersifat ruhaniyah/bathin. Bila melihat orang berbuat kebajikan yang kelihatan baik, belum tentu dikerjakan dengan ikhlas, apalagi perbuatan tsb di bicarakan kepada orang lain. Gambaran perbuatan ihklas adalah seperti kita buang hajat besar (maaf), kalau kita habis melakukan pekerjaan buang hajat besar apakah kita selalu mengingat-ingatnya ? Apakah selalu kita membicarakannya ?. Semoga kita selalu diberi Ihklas oleh Allah dalam setiap aktivitas kita.

Selasa, 29 September 2015

8 Khasiat minum susu campur kunyit untuk kesehatan

| Minggu, 2 Agustus 2015 13:14


8 Khasiat minum susu campur kunyit untuk kesehatan
Ilustrasi susu kunyit. ©2015 Merdeka.com/shutterstock/thespiritscience.net
Merdeka.com - Alih-alih menambahkan bahan-bahan tidak sehat seperti gula dan krim ke dalam susu, Anda bisa memasukkan sesuatu yang lebih sehat seperti bubuk kunyit. Obat ini telah lama dipercaya memiliki beberapa manfaat kesehatan untuk tubuh. Yang harus Anda lakukan hanyalah mencampur segelas susu panas dengan setengah sendok teh bubuk kunyit atau 3 cm kunyit segar - biarkan selama 10-15 menit, dan voila!

1. Mengobati pilek dan batuk

Kunyit memiliki sifat antiseptik dan anti-inflamasi yang melawan infeksi serta mengatasi gejala batuk atau pilek. Minuman herbal ini sangat efektif dalam mengobati batuk kering.

2. Mendetoksifikasi tubuh

Kunyit telah lama digunakan sebagai pembersih darah. Jenis rempah ini bisa meningkatkan sirkulasi darah dan merangsang sistem limfatik. Dan kunyit juga dapat membantu hati dalam mendetoksifikasi tubuh.

3. Menenangkan arthritis dan nyeri sendi

Sifat anti-inflamasi yang dimiliki oleh kunyit memiliki kemampuan untuk menenangkan rasa sakit, pembengkakan dan peradangan yang terkait dengan arthritis. Minuman ini juga mampu memperkuat tulang dan sendi, serta meningkatkan fleksibilitas tubuh.

4. Meredakan sakit kepala

Kunyit kaya akan antioksidan serta beberapa nutrisi, sehingga dapat digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit untuk sakit kepala, terutama yang disebabkan oleh kemacetan.

5. Meningkatkan kekebalan tubuh

Sifat antivirus dari rempah-rempah ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh secara alami dan mencegah infeksi virus. Kunyit juga dapat melindungi tubuh dari infeksi seperti hepatitis. Penelitian juga menunjukkan bahwa kunyit mampu memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer, dan bahkan mengurangi risiko Anda terkena kanker.

6. Meningkatkan kualitas tidur

Minum segelas susu kunyit hangat, satu jam sebelum tidur, dapat membantu meningkatkan kualitas tidur Anda. Sebab, susu mengandung serotonin dan melatonin, yang merupakan bahan kimia otak yang memainkan peran penting dalam siklus tidur.

7. Mengurangi kram menstruasi

Ladies, minum segelas susu kunyit setiap hari dapat mengurangi kram saat menstruasi. Hal ini karena kunyit memiliki sifat antispasmodic, serta beberapa nutrisi penting yang dapat mengurangi kram menstruasi.

8. Mempercepat penurunan berat badan

Senyawa dalam kunyit membantu tubuh untuk memecah lemak, sehingga dapat membantu Anda menurunkan berat badan.

Inilah delapan khasiat minum susu campur kunyit untuk kesehatan. Tunggu apalagi? Yuk rutin minum ini di rumah!

Selasa, 22 September 2015

Waktu Waktu Haramnya Puasa dan Mengenal Tasyrik

Waktu Waktu Haramnya Puasa dan Mengenal Tasyrik
Puasa ada yang wajib seperti puasa pada Bulan Ramadlan dan ada pula yang sunnah,Puasa bagian dari ibadah,namun tidak semuanya puasa itu masuk ibadah,karna ada waktu waktu tertentu yang tidak memperbolehkan melakukan puasa.



Waktu Waktu Haramnya Puasa dan Mengenal Tasyrik
Waktu haram puasa
Waktu haram puasa adalah waktu di mana umat Islam dilarang berpuasa. Hikmahnya adalah ketika semua orang bergembira, seseorang itu perlu turut bersama merayakannya.
  • Berpuasa pada Hari Raya Idul Fitri ( 1 Syawal )
  • Berpuasa pada Hari Raya Idul Adha ( 10 Zulhijjah )
  • Berpuasa pada hari-hari Tasyrik ( 11, 12, dan 13 Zulhijjah )
Selain hari-hari tersebut, ada pula waktu dimana umat Islam dianjurkan untuk tidak berpuasa, yaitu ketika ada kerabat atau teman yang sedang mengadakan pesta syukuran atau pernikahan. Hukum berpuasa pada hari ini bukan haram, melainkan makruh, karena Allah tidak menyukai jika seseorang hanya memikirkan kehidupan akhirat saja sementara kehidupan sosialnya (menjaga hubungan dengan kerabat atau masyarakat) ditinggalkan.
Hadits Mengenai Hari Tasyrik


Hari Tasyrik
Hari tasyrik adalah hari dimana diharamkan untuk berpuasa, hari tasyrik bertepatan dengan tanggal 11,12,13 Dhzuhijjah. Pada hari-hari itu jamaah haji berada di Mina untuk melontar jamrah dan mabit. Pada hari-hari ini umat Islam masih diperbolehkan melakukan penyembelihan hewan Qurban.
Dalam suatu riwayat disebutkan :
عَنْ أَبِي مُرَّةَ مَوْلَى أُمِّ هَانِئٍ أَنَّهُ دَخَلَ مَعَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَلَى أَبِيهِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ ، فَقَرَّبَ إِلَيْهِمَا طَعَامًا ، فَقَالَ : كُلْ . قَالَ : إِنِّي صَائِمٌ . قَالَ عَمْرٌو : كُلْ ، فَهَذِهِ الأَيَّامُ الَّتِي كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا بِفِطْرِهَا ، وَيَنْهَى عَنْ صِيَامِهَا . قَالَ مَالِكٌ : وَهِيَ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ . صححه الألباني في صحيح أبي داود .
Dari Abi Murrah Maula (bekas budak) Umi Hani, Bahwa ia bersama Abdullah bin Amr datang kepada ayahnya Amru bin Ash, Maka disuguhkanlah kepada mereka berdua makanan. Ia (Amr bin Ash), “Makanlah”. Ia (Abdullah bin Amr) menjawab, “Aku sedang puasa”. Maka Amr bin Ash berkata, “Makanlah, karena hari ini adalah hari dimana Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam memerintahkan kita untuk berbuka (makan) dan melarang dari berpuasa pada hari ini”. Malik berkata, “(yang dimaksud) Itulah hari-hari tasyriq”
(Dishohihkan Oleh Syeikh al-Albany dalam Shohih Sunnan Abi Daud)
اليوم الحادي عشر من ذي الحجة والثاني عشر والثالث عشر ، تسمى أيام التشريق
Hari 11, 12 dan 13 Dzulhijjah adalah Hari Tasyrik



1. Hari Raya Idul Fithri
Tanggal 1 Syawwal telah ditetapkan sebagai hari raya sakral umat Islam. Hari itu adalah hari kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira. Karena itu syariat telah mengatur bahwa di hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk berpuasa sampai pada tingkat haram. Meski tidak ada yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan puasanya atau tidak berniat untuk puasa.
نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ: يَوْمَ الفِطْرِ وَيَوْمَ الأَضْحَى – متفق عليه
Rasulullah SAW melarang berpuasa pada dua hari: hari Fithr dan hari Adha. (HR Muttafaq ‘alaihi)


2. Hari Raya Idul Adha
Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai Hari Raya kedua bagi umat Islam. Hari itu diharamkan untuk berpuasa dan umat Islam disunnahkan untuk menyembelih hewan Qurban dan membagikannya kepada fakir msikin dan kerabat serta keluarga. Agar semuanya bisa ikut merasakan kegembiraan dengan menyantap hewan qurban itu dan merayakan hari besar.



3. Hari Tasyrik
Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12 dan 13 bulan Zulhijjah. Pada tiga hari itu umat Islam masih dalam suasana perayaan hari Raya Idul Adha sehingga masih diharamkan untuk berpuasa. Namun sebagian pendapat mengatakan bahwa hukumnya makruh, bukan haram. Apalagi mengingat masih ada kemungkinan orang yang tidak mampu membayar dam haji untuk puasa 3 hari selama dalam ibadah haji.
إِنَّهَا أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْب وَذِكْرِ اللهِ تَعَالى – رواه مسلم
Sesungguhnya hari itu (tasyrik) adalah hari makan, minum dan zikrullah (HR Muslim)


4. Puasa sehari saja pada hari Jumat
Puasa ini haram hukumnya bila tanpa didahului dengan hari sebelum atau sesudahnya. Kecuali ada kaitannya dengan puasa sunnah lainnya seperti puasa sunah nabi Daud, yaitu sehari berpuasa dan sehari tidak. Maka bila jatuh hari Jumat giliran untuk puasa, boleh berpuasa. Sebagian ulama tidak sampai mengharamkannya secara mutlak, namun hanya sampai makruh saja.


5. Puasa pada hari Syak
Hari syah adalah tanggal 30 Sya‘ban bila orang-orang ragu tentang awal bulan Ramadhan karena hilal (bulan) tidak terlihat. Saat itu tidak ada kejelasan apakah sudah masuk bulan Ramadhan atau belum. Ketidak-jelasan ini disebut syak. Dan secara syar‘i umat Islam dilarang berpuasa pada hari itu. Namun ada juga yang berpendapat tidak mengharamkan tapi hanya memakruhkannya saja.
6. Puasa Selamanya
Diharamkan bagi seseorang untuk berpuasa terus setiap hari. Meski dia sanggup untuk mengerjakannya karena memang tubuhnya kuat. Tetapi secara syar‘i puasa seperti itu dilarang oleh Islam. Bagi mereka yang ingin banyak puasa, Rasulullah SAW menyarankan untuk berpuasa seperti puasa Nabi Daud as yaitu sehari puasa dan sehari berbuka.


7. Wanita haidh atau nifas
Wanita yang sedang mengalami haidh atau nifas diharamkan mengerjakan puasa. Karena kondisi tubuhnya sedang dalam keadaan tidak suci dari hadats besar. Apabila tetap melakukan puasa, maka berdosa hukumnya. Bukan berarti mereka boleh bebas makan dan minum sepuasnya. Tetapi harus menjaga kehormatan bulan Ramadhan dan kewajiban menggantinya di hari lain.


8. Puasa sunnah bagi wanita tanpa izin suaminya
Seorang isteri bila akan mengerjakan puasa sunnah, maka harus meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya. Bila mendapatkan izin, maka boleh lah dia berpuasa. Sedangkan bila tidak diizinkan tetapi tetap puasa, maka puasanya haram secara syar‘i.
Dalam kondisi itu suami berhak untuk memaksanya berbuka puasa. Kecuali bila telah mengetahui bahwa suaminya dalam kondisi tidak membutuhkannya. Misalnya ketika suami bepergian atau dalam keadaan ihram haji atau umrah atau sedang beri‘tikaf. Sabda Rasulullah SAW Tidak halal bagi wanita untuk berpuasa tanpa izin suaminya sedangkan suaminya ada dihadapannya. Karena hak suami itu wajib ditunaikan dan merupakan fardhu bagi isteri, sedangkan puasa itu hukumnya sunnah. Kewajiban tidak boleh ditinggalkan untuk mengejar yang sunnah.
Sekian Penjelasan Mengenai Waktu Waktu Haramnya Puasa dan Mengenal Tasyrik
Mohon maaf apabila ada yang salah maupun masih ada yang kurang.

# WANITA YANG MASUK NERAKA #







Rasulullah SAW bersabda:
"Aku berdiri di atas surga, kebanyakan orang yang masuk ke dalamnya ialah golongan miskin, Sedangkan orang-orang kaya tertahan di luar pintu surga kerana dihisab. Selain itu, ahli neraka diperintahkan masuk ke neraka. Dan, aku telah berdiri di atas pintu neraka, aku melihat kebanyakan orang yang masuk ke dalamnya ialah wanita."
(HR. Bukhari)
Lantas, tingkah laku apa saja yang menyebabkan para wanita wajib masuk neraka? 12 diantaranya adalah:
1. MEMAMERKAN AURAT
Aurat wanita hukumnya Wajib dijaga, karena jika aurat itu sedikit saja tersingkap, maka setan akan menungganginya untuk membuat laki-laki yang melihatnya tergoda nafsunya.
Orang-orang yang menjaga auratnya selama hidup di dunia berdasarkan tuntunan SYARIAH akan memperoleh belaian rahmat Allah SWT yang luasnya tak terkira.
2. MENYAKITI HATI SUAMI
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak seorang wanita pun yang boleh menyakiti hati suaminya melalui kata-kata kecuali Allah SWT akan membuat mulutnya kelak di hari kiamat selebar tujuh puluh dira', kemudian akan mengikatkannya di belakang lehernya."
Beberapa sikap yang tergolong dalam menyakiti hati suami:
Tidak mau melayani kebutuhan suami.
Membelanjakan harta suami tanpa izin dan
Meminta cerai tanpa alasan.
3. MENYUSUI ANAK ORANG LAIN TANPA IZIN SUAMI
4. KELUAR RUMAH TANPA IZIN SUAMI
Rasulullah SAW bersabda:
"Wanita adalah aurat. Jika ia keluar, setan akan mengikutinya."
5. TIDAK MANDI WAJIB DARI HAID DAN NIFAS
Rasulullah SAW melihat di antara kerumunan wanita yang menjerit-jerit dengan siksaan yang begitu pedih. Kaki dan tangan mereka diikat. Salah satu penyebabnya ialah mereka tidak mandi wajib dari haid dan dari nifas.
6. BERSOLEK AGAR DILIHAT OLEH PANDANGAN AJNABI (LELAKI NON MAHRAM)
Ibnu Abbas meriwayatkan hadits dari rasulullah SAW bersabda:
"Apabila seorang wanita keluar rumah dengan bersolek dan memakai haruman (suami ridha) maka dibangunkan untuk suaminya sebuah rumah di neraka."
7. SUKA MEMBICARAKAN AIB ATAU KEBURUKAN ORANG LAIN
8. MENONJOLKAN DIRI SUPAYA TERKENAL
Bukan harta yang menyebabkan manusia terperosok ke lembah kehinaan melainkan kesalahan orientasinya sendiri.
9. TIDAK MENGERJAKAN SALAT DAN INGKAR KEPADA ALLAH
Setinggi mana jua kejayaan apapun pencapaian kita selama hidup di dunia, tetapi kita tidak pernah menjadikannya sebagai medium untuk menegakkan kalimat Allah SWT, maka kelak kita akan dimasukkan ke dalam neraka. Na'uzubillah.
10. MENGADU DOMBA DAN SUKA BERDUSTA
Ketahuilah bahwa mengadu domba dan berdusta itu adalah sifat syaitan.
11. AHLI FITNAH
Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak aku tinggalkan setelahku suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita."
12. KIKIR DAN MENUTUP DIRI DARI SESAMA
Orang-orang yang tidak menafkahkan hartanya di jalan Allah SWT seperti tidak berzakat atau derma kepada sesama, pasti mendapat siksa yang pedih.
Itulah golongan wanita-wanita yang diJAMIN masuk Neraka, kecuali mereka bertaubat kepada Allah SWT dengan bersungguh-sungguh.





Senin, 21 September 2015

# QURBAN DAN HUKUM SYARIATNYA #







Oleh :Habib Tohir bin Abdullah Al Kaff
Pembina Ponpes DAARUL HIJRAH KOTA TEGAL
dan Pembina Jamm'iyah ROTIBAYN TEGAL


Hari_raya_kurban beberapa hari lagi Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Qurban akan tiba, maka yang patut di kenang serta diteladani suatu peristiwa pengurbanan yang maha hebat dan dasyat yaitu peristiwa Nabiyulloh Ibrohim yang mendapat perintah Illahi untuk mengurbankan putranya yang tercinta bahkan satu-satunya putra yang dipunyai saat itu yaitu Ismail. Sebagaimana Al –Quran hal ini di utarakan dalam surat Ash Shofat ayat 102
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Artinya ; Bersabda Nabi Ibrohim kepada putranya , “Wahai anakku sesungguhnya aku bermimpi (mendapat wahyu) tatkala aku tidur seakan-akan menyembelihmu, maka bagaimana pendapatmu ?. Jawab putra beliau Ismail : Wahai ayahnda ! Laksanakanlah apa yang diperintahkan Alloh, Insya Alloh ayah akan mendapatiku dari pada golongan orang-orang yang sabar”
Wahyu Illahi kepada Nabi Ibrohim untuk menyembelih putranya Ismail, adalah suatu ujian yang sangat berat, suatu pengorbanan yang maha hebat. Karena yang dihadapi adalah anak satu-satunya pada waktu itu., buah hatinya dipeintahkan untuk disembelih dijadikan qurban tetapi lihatlah bagaimana sikap Nabiyulloh Ibrahim As ? Tanpa ada ragu-ragu langsung mengutamakan perintah Alloh dari segala bentuk penghalang spontanitas beliau akan melaksanakan perintah Alloh itu disambut putranya Ismail dengan penuh kesabaran, kerelaan dan kepatuhan.
Inilah yang seharusnya bagi kita yang beriman kepada Alloh SWT untuk meniru dan meneladani sikap Nabiyulloh Ibrohim “alaihis Salam dan Nabiyulloh Ismail “Alaihis Salam dalam menghadapi perintah Alloh.
Berkat ketulusan dan kekuatan iman Nabi Ibrohim As dan putranya Nabi Ismail As yang berkorban bukan saja harta maupun tenaga bahkan nyawanya akan dipersembahkan kepada Illahi Robbi. Alloh yang maha penyayang menurunkan rahmat-Nya dan membalas pengabdiaan Nabi Ibrohim itu sehingga sebelum pisau yang telah dipersiapkan untuk menyembelih Ismail guna merenggut nyawanya digantilah dengan seekor Gibas atau domba sebagai qurban.
Pengurbanan yang besar dieritakan oleh Al Quran atas pengorbanan Nabi Ibrohim As itu oleh agama islam telah dianjurkan untuk dilaksanakan pula oleh kaum muslimin.
Sungguh agung makna Hari Raya Idul Adha ini bahwa yang di kandung dalam hari raya itu adalah kesepakatan kita bersama untuk rela berkorban demi mencari keridhoaan Allah semata sebagaimana Al Quran di atas menceriterakan apa yang telah dilakukan oleh Nabiyulloh Ibrohim As dan putranya Nabiyulloh Ismail As.
Maka pada hari ini tepatnya tanggal 10 Dzulhijjah sampai 13 Dzulhijjah (Akhir yaumi tasyrik) darah hewan qurban berhamburan membasahi bumi yang terbayang bukan daging dan bulu hewan qurban itu melainkan keikhlasan pengorbanan kepada Allah yang melatar bekalangi penyembelihan qurban tersebut.
Terasa betul alangkah nikmat dan indahnya kehidupan begitu akrab dan rassa tanggung jawab ukuwah Islamiyyah dan solidaritas, sadar betapa tingginya manusia tak mampu hidup sendiri, selalu saling membutuhkan dan bergantung kepada yang lain.
Karena itu marilah kita pelajari sampai mana pemahaman qurban menurut syariat Islam sehingga apa yang kita amalkan dapat dibenarkan oleh agama..
FIQIH QURBAN
Hukumnya sunnah Muakkad bagi setiap orang dan Sunnah Kifayah bagi satu keluarga.
Allah berfirman dalam Surat Al Kautsar ayat 2 sebagai berikut :
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ ﴿٢﴾
Artinya : “ Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah”
HEWAN YANG BOLEH UNTUK QURBAN
Hewan yang diperbolehkan untuk berkurban hanyalah : domba , lembu dan unta tidaak sah selain tiga tersebut.
Syarat-syarat hewan yang akan di qurbankan :
• Domba atau gibas hendaknya berumur genap satu tahun keatas atau telah tanggal giginya.
• Kambing kacangan (kambing jawa) telah genap berumur dua tahun ke atas.
• Lembu atau sapi berumur genap dua tahun ke atas.
• Onta telah berumur di atas lima tahun
HEWAN YANG TIDAK SAH UNTUK QURBAN
Ada empat macam hewan yang tidak mencukupi syarat jsdi qurban seperti yang tertera dalam hadis yang di riwayatkan oleh Imam Turmudzi dan Imam Abu Dawud dari sahabat Bara’ bin Azib bahwa Nabi SAW bersabda ;
“ Empat macam hewan tidak boleh (sah) untuk qurban:
1. Hewan yang matanya rusak sebelah yang tampak terang rusaknya
2. Yang sakit yang nampak terang sakitnya
3. Yang pincangyang nampak pincang.
4. Dan yang kurus yang hilang sungsumnya karena kurus.
WAKTU BERQURBAN
Adapun waktunya dimulai dari masuknya sholat Hari Raya Idul Adha dan berakhir pada tanggal 13 Dzulhijah sebelum waktu mahgrib, Nabi SAW bersabda :
وَّلُ مَا نَبْدَءُ بِهِ يَوْمَنَا هَذَا نُصَلِّى، ثُمَّ نَرْجِعُ فَنَنْحَرُ، فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ اَصَابَ سُنَّتَنَا، وَمَنْ ذَبَحَ قَبْلَ ذَلِكَ فَاِنَّمَا هُوَ لَحْمٌ قَدَّمَهُ ِلاَهْلِهِ لَيْسَ مِنَ النُّسُكِ فِى شَيْئٍ
Yang pertama-tama kita mulai pada Hari Raya kita ini ialah shalat, kemudian kita pulang lalu menyembelih (kurban). Barangsiapa melakukan seperti itu, berarti telah menepati Sunnah kami. Dan barangsiapa menyembelih sebelum itu, maka itu hanyalah daging yang dia sajikan untuk keluarganya, sama sekali bukan termasuk qurban
Dan di sunahkan waktu menyembelih untuk membaca Basmalah, sholawat, menghadap kiblat membaca takbir dan berdo’a untuk diterimanya qurban.
فَكُلُوا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ
Artinya : Maka makanlah hewan-hewan yang di sebut nama Allah ketika menyembelihnya
Imam Muslim meriwayatkan bahwa Nabi SAW membaca :
سْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ
BIMILLAHI ALLAHU AKBAR
Dalam Shahih Muslim, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallambersabda saat menyembelih hewan kurbannya,
بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
“Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, terimalah dari Muhammad dan keluarga Muhammad serta umat Muhammad.”
Qurban bagi seseorang bisa berubah menjadi wajib jika dinadzarkan contoh nadzar:
• Aku bernadzar akan berqurban pada idul Adha ini
• Kambing ini aku nadzarkan untuk qurban
Kedua contoh di atas adalah bentuk NADZAR HAKIKI
Adapun hukumnya sama dengan nadzar walaupun tak disebutkan perkataan nadzar seperti:
• Hari ini aku akan menyembelih qurban
• Kambing ini akan kujadikan qurban
• Aku akan membeli kambing untuk qurban
• Menjawab pertanyaan, untuk apa kambing itu ? Jawabnya untuk Qurban
• Mengucap NIAT waktu menyembelih qurban dengan lisan : Aku niat menyembelih qurban karena Alloh tanpa menyebut perkataan sunah sesudah perkataan qurban (yakni qurban sunah)
Contoh-contoh di atas adalah bentuk-bentuk NADZAR HUKMI ,hukumnya sama dengan NADZAR HAKIKI
Nadzar hakiki atau nadzar hukmi menyebabkan hewan qurban menjadi Qurban wajib, seluruhnya wajib diberikan kepada fakir miskin sebagai milik. Artinya mereka boleh makan, memanfaatkannya dan menjualnya, bagi pengqurban dan orang kaya haram ikut memakan dan memanfaatkanya.
Lain halnya dengan qurban sunah, sebagian dagingnya boleh dimakan si pengqurban dan orang kaya.
Yang berqurban (orang kaya) hanya boleh makan dan memanfaatkannya tidak boleh memilikinya karena itu tidak boleh menjualnya, menukarnya dengan barang lain atau menjadikan sebagai ongkos penyembelihan begitu juga mengenai kulitnya:
Nabi SAW bersabda :
أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ يَعْقُوبَ بْنِ يُوسُفَ الْعَدْلُ، ثنا يَحْيَى بْنُ أَبِي طَالِبٍ، ثنا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَيَّاشٍ الْمِصْرِيِّ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ: ” مَنْ بَاعَ جِلْدَ أُضْحِيَّتِهِ فَلا أُضْحِيَّةَ لَهُ “
Telah mengkhabarkan kepada kami Al-Hasan bin Ya’quub bin Yuusuf Al-‘Adl : Telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin Abi Thaalib : Telah menceritakan kepada kami Zaid bin Al-Hubaab, dari ‘Abdullah bin ‘Ayyaasy Al-Mishriy, dari ‘Abdurrahmaan Al-A’raj, dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa ‘alaa aalihi sallam : “Barangsiapa menjual kulit bintang kurbannya, maka tidak ada kurban baginya” [Diriwayatkan oleh Al-Haakim 2/389-390; dan ia berkata : “Ini adalah hadits shahih”].
Qurban sunah tidak sah kalau sebagian dagingnya tidak diberikan kepada fakir miskin walau hanya sedikit tetapi yang terbaik diberikan semua dan ia mengambil sedikit seperti yang di riwayatkan oleh Imam Bayhaqi:
” Bahwa Nabi SAW makan hati qurbannya”
shahibul kurban wajib makan bagian hewan qurbannya. Ini berdasarkan firman Allah:
فَكُلُواْ مِنْهَا وَأَطْعِمُواْ الْبَآئِسَ الْفَقِيرَ
“Makanlah darinya dan berikan kepada orang yang sangat membutuhkan.” (Qs. Al-Haj: 28)
Bagaimana jalan keluarnya agar status qurban itu tetap Sunah (Tidak seperti pada contoh-contoh di atas dari nadzar hukmi) ?
Ketika seseorang menyembelih hewan qurbannya agar menambah perkataan-perkataan SUNNAH. Misalnya:
“Ini qurban Sunnahku “
“Aku akan berqurban sunnahku”
“Aku akan berqurban sunnah”
“Aku mewakilkan qurban sunahku ini menyembelihhnya padamu”
Waktu di tanya panitia :”Qurban siapa ini ?”
Di jawab : ” Qurban sunahku ” dsb
MEWAKILKAN
Boleh dn syah seseorang mewakilkan kepada orang lain yang beragama islam untuk membeli kambing, menyembelihnya,dan sekaligus meniatkan berqurban untuk yang mewakilkan.
Boleh dan sah juga pengqurban meniatinya waktu membeli hewan qurban kemudian menyeahkan penyembelihannya kepada orang lain sekalipun yang diserahi ini tidak diberitahu bahwa itu hewan qurban dan hal itu lebih baik bagi yang akan menyerahkan qurbannya kepada panitia.
Contoh berniat ; “Aku berniat qurban degan kambing/sapi ini karena Allah “(kalau diniatkan dalam hati). atau
” Aku berniat qurban sunnah dengan kambing/sapi ini karena Allah ( kalau di niatkan dalam hati dan di ucapkan dengan lisan)
BERQURBAN UNTUK ORANG LAIN
Sah seseorang berqurban untuk keluarganya yang nafkah hidupnya menjadi tanggungan tanpa seijin mereka baik mereka masih hidup atau sudah meninggal dunia. Dan bila bukan dari keluarganya yakini orang lain harus seijinya dalam keadaan masih hidup atau wasiatnya dalam keadaan yang diqurbani sudah wafat.
QURBAN PATUNGAN /KOLEKTIF
Seekor kambing sah menjadi qurban hanya oleh seorang pengurban, tidak sah dipatung sebagai qurban oleh dua orang keatas, sedangkan mematungkan PAHALA QURBAN untuk dirinya dan orang lain walaupun banyak hukumnya sah dan seluruhnya memperoleh PAHALA QURBAN itu.
Nabi SAW mematungkan/kolektif PAHALA QURBANYA untuk dirinya, keluarganya dan umatnya.
Dalam Shahih Muslim, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallambersabda saat menyembelih hewan kurbannya,
بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
“Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, terimalah dari Muhammad dan keluarga Muhammad serta umat Muhammad.”
Adapun onta atau sapi/lembu sah dijadikan qurban atau patungan/kolektif hanya oleh 7 orang .
Rasulullah SAW bersabda ;
عن جابرٍ بن عبد الله قال: نحرنا مع رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وسَلَّم بالحُديبيةِ البدنةَ عن سبعةٍ والبقرةَ عن سبعةٍ
Dari Jabir bin Abdullah, berkata “Kami berqurban bersama Rasulullah SAW di tahun Hudaibiyah, unta untuk tujuh orang dan sapi untuk tujuh orang” (HR Muslim).
KEUTAMAAN QURBAN
Ibadah qurban mempunyai keutamaan besar dan merupakan amalan yang paling dicintai Allah dari Bani Adam ketika hari Raya Idhul Aha, selain menyembelih hewan kurban:
Ketiga, menyembelih kurban adalah amalan yang paling dicintai Allah pada Hari Raya Idul Adha. Rasulullah SAW bersabda tentang keutamaan orang-orang yang melaksanakan ibadah kurban. “Tidak ada suatu amalan yang paling dicintai Allah dari Bani Adam ketika Hari Raya Idul Adha selain menyembelih hewan kurban.” (HRTirmidzi, Ibnu Majah, dan hakim).
Pahala yang sangat besar bagi mereka yang berqurban Rasulullah bersabada kepada anak nya, Sayyidatuna Fatimah ra, ketika beliau ingin menyembelih hewan qurban, sebagaimana yang di riwayatkan Imam Abu Dawud dan Imam Attimirmidzi:
” Ya Fatimah berdirilah dan saksikan hewan sembelihanmu itu, sesungguhnya kamu di ampuni pada saat awal tetesan darah itu daripada dosa-dosa yang kamu lakukan. Dan kelak di akhirat hewan kurban akan menjadi saksi”.
sebagaimana hadits riwayat Ibnu Abbas RA:
“Hadirlah ketika kalian menyembelih qurban, karena Allah akan mengampuni kalian dari mulai awal darah keluar”.
Hewan kurban sebagai saksi di hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya hewan kurban itu akan datang pada hari kiamat (sebagai saksi) dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sesungguhnya darah hewan kurban telah terletak di suatu tempat di sisi Allah sebelum mengalir ke tanah. Karena itu, bahagiakan dirimu dengannya.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim)
Mendapatkan pahala yang besar. Pahala yang amat besar, yakni diumpamakan seperti banyaknya bulu dari binatang yang disembelih. Hal ini merupakan penggambaran tentang betapa besarnya pahala berkurban. Hal ini dinyatakan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya, “Pada tiap-tiap lembar bulunya itu kita memperoleh satu kebaikan.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).
Dan yang terpenting dalam berqurban dengan NIAT IKHLAS karena Allah semata , sebagaimana firman Allah Dalam QS Al-Hajj (37), yang artinya “Bahwa Allah SWT tidak akan menerima daging-daging yang menjadi qurban dan tidak pula akan darahnya, melainkan Allah SWT akan menerima taqwanya”.
Semoga Allah SWT menerima amal soleh kita dan mengampuni semua dosa-dosa kita. Aamiin.






Minggu, 20 September 2015

"Cinta Tuhan, Cinta Sesama"






Mencintai Tuhan dengan mencintai manusia, mari menyitir kisah seorang sufi, Abu Ben Adhim. Suatu malam, Abu Ben Adhim terbangun dari mimpinya yang indah.
Dan ia lihat, di ruangan dalam cahaya terang rembulan, yang gemerlap ceria seperti bunga lili yang sedang merekah, seorang malaikat menulis pada kitab emas. Ketenteraman jiwa membuatnya berani berkata kepada sang Sosok di kamarnya, "Apa yang sedang kamu tulis?" Bayangan terang itu mengangkat kepalanya dan dengan pandangan yang lembut dan manis ia berkata, "Nama-nama mereka yang mencintai Tuhan." "Adakah namaku di situ?" kata Abu. "Tidak. Tidak ada," jawab malaikat. Abu berkata dengan suara lebih rendah, tapi tetap ceria, "Kalau begitu aku bermohon, tuliskan aku sebagai orang yang mencintai sesama manusia." Malaikat menulis dan menghilang. Pada malam berikutnya ia datang lagi dengan cahaya yang menyilaukan dan memperlihatkan nama-nama yang diberkati cinta Tuhan. Aduhai! Nama Abu Ben Adhim diatas semua nama.
Abu Ben Adhim mungkin lahir di negara yang sekarang ini disebut Afganistan. Ia tidak begitu dikenal dibandingkan dengan teman senegaranya, Jalaluddin Balkhi (alias Rumi). Tetapi, keduanya menekankan pentingnya kecintaan kepada Tuhan sebagai hakikat keberagamaan.
Baik Abu Ben Adhim maupun Rumi percaya bahwa kita tidak bisa mencintai Tuhan tanpa mencintai sesama manusia. Mereka menegaskan kembali apa yang dikatakan Tuhan kepada hamba-Nya pada hari kebangkitan: pada hari kiamat, Tuhan memanggil hamba-hamba-Nya.
Ia berkata kepada salah seorang di antara mereka, "Aku lapar, tapi kamu tidak memberi makan kepada-Ku." Ia berkata kepada yang lainnya, "Aku haus, tapi kamu tidak memberiku minum." Ia berkata kepada hamba-Nya yang lainnya lagi, "Aku sakit, tapi kamu tidak menjenguk-Ku." Ketika hamba-hamba-Nya mempertanyakan semuanya ini, Ia menjawab, "Sungguh si fulan lapar; jika kamu memberi makan kepadanya, kamu akan menemukan Aku bersamanya. Si fulan sakit; jika kamu mengunjunginya, kamu akan menemukan Aku bersamanya. Si fulan haus; jika kamu memberinya minum, kamu akan menemukan Aku bersamanya." (Ibn Arabi sering mengutip hadis ini dalam Al-Futuhat al-Makkiyah).
Ketika seorang murid baru mengikuti tarekat, syaikh-nya akan mengajarinya untuk menjalankan tiga tahap latihan rohaniah selama tiga tahun. Ia baru diizinkan mengikuti Jalan Tasawuf, bila ia lulus melewatinya. Tahun pertama adalah latihan berkhidmat kepada sesama manusia. Tahun kedua beribadat kepada Tuhan, dan tahun ketiga mengawasi hatinya sendiri. Kita tidak bisa beribadat kepada Tuhan sebelum kita berkhidmat kepada sesama manusia. Menyembah Allah adalah berkhidmat kepada makhluk-Nya.
Abu Said Abul Khayr terkenal sebagai sufi yang pertama kali mendirikan tarekat sufi. Ketika salah seorang pengikutnya menceritakan seorang suci yang dapat berjalan di atas air, ia berkata, "Sejak dahulu katak dapat melakukannya!" Ketika muridnya kemudian menyebut orang yang dapat terbang, ia menjawab singkat, "Lalat dapat melakukannya lebih baik." Muridnya bertanya, "Guru, gerangan apakah ciri kesucian itu?" Ia menjawab, "Cara terbaik untuk mendekati Tuhan adalah melakukan perkhidmatan sebaik-baiknya kepada sesama manusia, memasukkan kebahagiaan ke dalam hatinya."
Mungkin karena perhatiannya yang sangat besar pada cinta kasih, kaum sufi banyak menyerap dari berbagai hikmah yang bisa diteladani demi meningkatkan kemuliaan diri (tahdzib al-akhlaq). Prinsip sufistik selaras sabda Nabi Muhammad:”ambilah hikmah dari mana datangnya.” Kaum sufi juga belajar jalan cinta dari kisah Musa. Seorang syaikh menyampaikan cerita berikut ini, Kaum Bani Israil satu kali mendatangi Musa, "Wahai Musa, kami ingin mengundang Tuhan untuk menghadiri jamuan makan kami. Bicaralah kepada Tuhan supaya Dia berkenan menerima undangan kami."
Dengan marah Musa menjawab, "Tidakkah kamu tahu bahwa Tuhan tidak memerlukan makanan?" Tetapi, ketika Musa menaiki bukit Sinai, Tuhan berkata kepadanya, "Kenapa tidak engkau sampaikan kepada-Ku undangan itu? Hamba-hamba-Ku telah mengundang Aku. Katakan kepada mereka, Aku akan datang pada pesta mereka Jumat petang."
Musa menyampaikan sabda Tuhan itu kepada umatnya. Berhari-hari mereka sibuk mempersiapkan pesta itu. Pada Jumat sore, seorang tua tiba dalam keadaan lelah dari perjalanan jauh. "Saya lapar sekali," katanya kepada Musa. "Berilah aku makanan." Musa berkata, "Sabarlah, Tuhan Rabbul Alamin akan datang. Ambillah ember ini dan bawalah air ke sini. Kamu juga harus memberikan bantuan." Orang tua itu membawa air dan sekali lagi meminta makanan. Tapi tak seorang pun memberikan makanan sebelum Tuhan datang. Hari makin larut, dan akhirnya orang-orang mulai mengecam Musa yang mereka anggap telah memperdayakan mereka.
Musa menaiki bukit Sinai dan berkata, "Tuhanku, saya sudah dipermalukan di hadapan setiap orang karena Engkau tidak datang seperti yang Engkau janjikan." Tuhan menjawab, "Aku sudah datang. Aku telah menemui kamu langsung, bahkan ketika Aku bicara kepadamu bahwa Aku lapar, kau menyuruh Aku mengambil air. Sekali lagi Aku minta, dan sekali lagi engkau menyuruh-Ku pergi. Baik kamu maupun umatmu tidak ada yang menyambut-Ku dengan penghormatan."
"Tuhanku, seorang tua memang pernah datang dan meminta makanan, tapi ia hanyalah manusia biasa," kata Musa.
"Aku bersama hamba-Ku itu. Sekiranya kamu memuliakan dia, kamu memuliakan Aku juga. Berkhidmat kepadanya berarti berkhidmat kepada-Ku. Seluruh langit terlalu kecil untuk meliputi-Ku, tetapi hanya hati hamba-Ku yang dapat meliputi-Ku. Aku tidak makan dan minum, tetapi menghormati hamba-Ku berarti menghormati Aku. Melayani mereka berarti melayani Aku."

Berbakti kepada sesama manusia bukanlah kewajiban sekelompok orang. Setiap Muslim apa pun jenis kelamin, usia, dan status sosialnya berkewajiban memperlakukan semua orang dengan baik.
Dalam Al-Quran juga ada perintah, "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Berbaktilah kepada kedua orangtua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, orang-orang yang kehabisan bekal, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, yaitu orang-orang yang kikir dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Kami telah menyediakan orang-orang kafir seperti itu, siksa yangmenghinakan."(QS.Al-Nisa’,36-37)
Tindakan membahagiakan orang lain disebut sebagai shadaqah. Kata ini berasal dari "shadaqa", yang berarti benar sejati atau tulus. Orang yang bersedekah adalah orang yang imannya tulus. Sedekah tidak selalu berbentuk harta atau uang. "Termasuk sedekah adalah engkau tersenyum ketika berjumpa dengan saudaramu, atau engkau singkirkan duri dari jalanan," sabda Nabi Muhammad SAW.

Untuk bisa menolong orang lain dengan tulus, kita memerlukan kecintaan tanpa syarat (unconditional love) kepada semua orang. Cinta inilah yang dimasukkan sebagai fitrah dalam hati kita. Cinta ini adalah seperseratus dari Rahmat Allah yang dijatuhkan Tuhan di Bumi.
Alkisah, bertahun-tahun yang lalu, seorang ibu dari salah seorang sultan dari Khilafah Utsmaniyah membaktikan hidupnya untuk kegiatan amal saleh. Ia membangun masjid, rumah sakit besar, dan sumur-sumur umum untuk daerah permukiman yang tidak punya air di Istanbul, Turki.

Pada suatu hari, ia mengawasi pembangunan rumah sakit yang dibiayai sepenuhnya dari kekayaannya. Ia melihat ada semut kecil jatuh pada adukan beton yang masih basah. Ia memungut semut itu dan menempatkannya pada tanah yang kering.
Tidak lama setelah itu, ia meninggal dunia. Kepada banyak kawannya, ia muncul dalam mimpi mereka. Ia tampak bersinar bahagia dan cantik. Kawan-kawannya bertanya, apakah ia masuk ke surga karena sedekah-sedekah yang dilakukannya ketika masih hidup? Ia menjawab, "Saya tidak masuk surga karena semua sumbangan yang sudah aku berikan. Saya masuk surga karena seekor semut.."

Minggu, 13 September 2015

# WAHAI PEREMPUAN CANTIK JAGALAH LISANMU #




 
Kecantikan wanita bukan terletak pada paras wajahnya, akan tetapi salah satunya adalah terletak dari hatinya yang bersih dari noda penyakit hati yang tercerminkan dari tutur katanya yang lembut dengan menjaga lisannya.

Berkaitan dengan menjaga lisan. Ada sebuaah ceritera yang disampaikan oleh  Abu Hurairah ra. Ada yang menanyakan kepada Rasulullah begini :

"Wahai Rasulullah, sesungguhnya si Fulanah suka shalat malam, shaum di siang harinya, mengerjakan (berbagai kebaikan ) dan bersedekah, hanya saja ia suka meng-ganggu para tengganya dengan lisannya"


Apa jawab Rasulullah ? Dijawab oleh beliau : "TIADA KEBAKAN PADANYA, DIA TERMASUK PENGHUNI NERAKA"

Seluruh amal-amal solehnya terkikis habis hanya karena perempuan tsb tidak bisa menjaga lisanya. Lisanya penuh kata-kata keji dan lisanya tidak disadarinya telah menusuk-nusuk perasaan orang lain.

Kemudian ia bertanya lagi kepada Rasulullah :
"Sesungguhnya si Fulanah yang lain mengerjakan (hanya) shalat wajib dan bersedekah dengan sepotong keju, namun tidak pernah mengganggu seorangpun "

Bersabda Rasulullah : "DIA TERMASUK PENGHUNI SURGA" (HR.AL-BUKHARI)

Wahai wanita cantik....sesungguhnya MENJAGA LISAN akan mendulang PAHALA dan Kasihsayang Allah...sehinga akan memasuk-kannya ke surga.

BERSAMBUNG....

Jumat, 11 September 2015

KEUTAMAAN 10 HARI PERTAMA BULAN DZULHIJJAH DAN AMALAN YANG DISYARIATKAN



Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, Nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan segenap sahabatnya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, rahimahullah, dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah ?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun".

"Imam Ahmad, rahimahullah, meriwayatkan dari Umar Radhiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid".


MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN

1. Melaksanakan Ibadah Haji Dan Umrah
Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain : sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة

"Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga".

2. Berpuasa Selama Hari-Hari Tersebut, Atau Pada Sebagiannya, Terutama Pada Hari Arafah.
Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi :

الصوم لي وأنا أجزي به ، انه ترك شهوته وطعامه وشرابه من أجلي

"Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku".

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

ما من عبد يصوم يوماً في سبيل الله ، إلا باعد الله بذلك اليوم وجهه عن النار سبعين خريف

"Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun". [Hadits Muttafaqun 'Alaih].

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah rahimahullah bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

صيام يوم عرفة أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والتي بعده .

"Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya".

3. Takbir Dan Dzikir Pada Hari-Hari Tersebut.
Sebagaimana firman Allah Ta'ala.

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

".... dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan ...". [al-Hajj/22 : 28].

Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhuma.

فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد

"Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid". [Hadits Riwayat Ahmad].

Imam Bukhari rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhuma keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya. Dan Ishaq, Rahimahullah, meriwayatkan dari fuqaha', tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan :

الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر ولله الحمد

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu

"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah (Sembahan) Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah".

Dianjurkan untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika berada di pasar, rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya. Sebagaimana firman Allah.

وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ

"Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu ...". [al-Baqarah/2 : 185].

Tidak dibolehkan mengumandangkan takbir bersama-sama, yaitu dengan berkumpul pada suatu majlis dan mengucapkannya dengan satu suara (koor). Hal ini tidak pernah dilakukan oleh para Salaf. Yang menurut sunnah adalah masing-masing orang bertakbir sendiri-sendiri. Ini berlaku pada semua dzikir dan do'a, kecuali karena tidak mengerti sehingga ia harus belajar dengan mengikuti orang lain.

Dan diperbolehkan berdzikir dengan yang mudah-mudah. Seperti : takbir, tasbih dan do'a-do'a lainnya yang disyariatkan.

4. Taubat Serta Meninggalkan Segala Maksiat Dan Dosa.
Sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah, dan keta'atan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah kepadanya.

Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

ان الله يغار وغيرة الله أن يأتي المرء ما حرم الله علي

"Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya" [Hadits Muttafaqun 'Alaihi].

5. Banyak Beramal Shalih.
Berupa ibadah sunat seperti : shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur'an, amar ma'ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipat gandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya.

6. Disyariatkan Pada Hari-Hari Itu Takbir Muthlaq
Yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied. Dan disyariatkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang dilaksanakan dengan berjama'ah ; bagi selain jama'ah haji dimulai dari sejak Fajar Hari Arafah dan bagi Jama’ah Haji dimulai sejak Dzhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari Tasyriq.

7. Berkurban Pada Hari Raya Qurban Dan Hari-Hari Tasyriq.
Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, yakni ketika Allah Ta'ala menebus putranya dengan sembelihan yang agung. Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

وقد ثبت أن النبي صلى الله عليه وسلم ضحى بكبشين أملحين أقرنين ذبحهما بيده وسمى وكبّر ووضع رجله على صفاحهما

"Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu". [Muttafaqun 'Alaihi].

8. Dilarang Mencabut Atau Memotong Rambut Dan Kuku Bagi Orang Yang Hendak Berkurban.
Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu 'anha bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

إذا رأيتم هلال ذي الحجة وأراد أحدكم أن يضّحي فليمسك عن شعره وأظفاره

"Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya".

Dalam riwayat lain :

فلا يأخذ من شعره ولا من أظفاره حتى يضحي

"Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau kukunya sehingga ia berkurban".

Hal ini, mungkin, untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang menuntun hewan kurbannya. Firman Allah.

وَلا تَحْلِقُوا رُءُوسَكُمْ حَتَّى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّه

"..... dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan...". [al-Baqarah/2 : 196].

Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang yang berkurban saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban. Dan diperbolehkan membasahi rambut serta menggosoknya, meskipun terdapat beberapa rambutnya yang rontok.

9. Melaksanakan Shalat Iedul Adha Dan Mendengarkan Khutbahnya.
Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan sebagai hari keangkuhan dan kesombongan ; janganlah dijadikan kesempatan bermaksiat dan bergelimang dalam kemungkaran seperti ; nyanyi-nyanyian, main judi, mabuk-mabukan dan sejenisnya. Hal mana akan menyebabkan terhapusnya amal kebajikan yang dilakukan selama sepuluh hari.

10. Selain Hal-Hal Yang Telah Disebutkan Diatas.
Hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan ; memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha memperoleh kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya.

Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya dan menunjuki kita kepada jalan yang lurus. Dan shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad, kepada keluarga dan para sahabatnya.